Mahasiswa SIMAPITOWA Beli Tanah Hendak Bangun Asrama Swadaya
By Kabar Mapegaa 1:03:00 PM BERITA PAPUA , ORGANISASI , PEN-BUD-KES- , PENDIDIKAN , SEMINAR. ORMAS
 |
| Mahasiswa dan Mahasiswa RPM SIMAPITOA di Jayapura Hendaknya Membayar Uang Sebagai Uang Tanah Kepada Bpk. Ondoafi Titus M Guna Membangun Asrama Swadaya. (Foto: Musa Boma) |
Jayapura,
(KM)---Mahasiswa dan mahasiswa Rumpun Pelajar Mahasiswa, Siriwo Mapia Piyaiye,
Topo dan Wanggar (RPM SIMAPITOW) di Jayapura yang hendak mau bangun asrama swadaya
mengingat bertambah banyak pelajar mahasiswa baru di kota studi Jayapura.
Seluruh
anggota RPM bersama ketua Panitia Pembangunan berpola Asrama Swadaya, Badan
pengurus Inti, Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) Pembina menyerahkan uang
tunai sebagai biaya tanah separuh dari
permintaan pemilik tanah sebesar Rp 75 juta kepada bapak Ondoafi Titus M.Mebri
Pada
kesempatan itu, pembina organisasi RPM Bapak Yustinus Butu, menyatakan, kami
sangat yakin tanah yang kami beli separuh ini, tanah yang tak ada masalah. Karena
kami melihat bahwa di jayapura ini selalu saja terjadi polemik masalah tanah
ini hingga kadang diselesaikan di pengadilan.
“Kalau
sebelumnya, tanah ini ada masalah atau beli di atas beli semacam ini kan” kami
tidak mau karena kami ini anak-anak mahasiswa yang sementara sedang kuliah di
Jayapura,”kata Butu kepada yang dikerim kepada kabarmapegaa.com.
Di
tempat yang sama bapak Ondoafi Titus M.Mebri, menyatakan, tanah yang adik-adik
beli tak ada masalah. Saya akan jamin jika ada masalah.
“Kalau
tanah ini bermasalah, tidak mungkin saya jual. Hal hal yang tidak kita
ingingkan bersama saya akan jamin kata ondoafi,”katanya.
Ketua Badan Pengurus RPM SIMAPITOWA,Yonas
Tebai, menyatakan, apapun yang akan dilakukan oleh Panitia pembangunan berpola Asrama
Swadaya maupun panitia-panitia lain sikapnya kami dari badan pengurus Inti mendukung.
Ia berharap, semua pihak harus
mendukung karena sesuatu yang kita kerja ini tanpa dukungan dari pihak lain sangat
rumit untuk mencapai apa yang kita harapkan itu.
Wartawan : Musa Boma
Editor :
Alexander Gobai
Pesan Filep Karma, Mahasiswa Papua Jangan Patah Semangat untuk berjuang
By Kabar Mapegaa 1:54:00 AM BERITA , SEMINAR. ORMAS , TERKINI
 |
Tokoh Politik Perjuangan Papua Merdeka Filep Karma setelah menyampaikan Materi, seminar yang digelar oleh (IKB-PMPJ) Jawa dan Bali Tahun 2016. ( Foto: Yunus E Gobai/KKM)
Bogor, (KM)— Tokoh politik Perjuangan Papua Merdeka Filep Karma berpesan kepada mahasiswa dan mahasiswi Papua yang sedang mengenyam pendidikan se Nusantara bahwa jangan patah semangat berjuang untuk Papua merdeka.
Hal ini disampaikan oleh Filep Karma usai Natal, Seminar, dan Musyawarah Besar ke IX yang digelar oleh Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jaya wijaya,Lany Jaya, Yalimo, Mamberamo Tengah dan Nduga (IKB-PMPJ) Se-Jawa dan Bali Senin 25 hingga 27 Januari 2016 di Aula Universitas Nusa Bangsa (UNB) di Bogor Jawa Barat.
Dikatakan, mahasiswa jangan terpancing dengan isu yang tidak akal masuk yang sedang berkembang di kalangan mahasiswa dan masyarakat Papua yang distir dari pihak ketiga itu oleh sebab itu, mahasiswa harus independen dan komitmen untuk menyuarakan aspirasi lalu menyampaikan dan melihat Papua dengan seutuhnya.
Lanjutnya, Papua saat ini sedang meningkat dengan Pembunuhan, pembantaiaan bahkan pula juga meningkat dengan genosida namun mahasiswa harus bertindak untuk berjuang jangan sampai Papua tinggal kenangan yang buruk diatas Negerinya kita di Papua. Ujar baru saja yang keluar dari tahanan ini.
Dijelaskan, situasi saat ini di Papua, rakyat Papua hanya mau menyampaikan aspirasi saja di muka umum, pihak kepolisian Republik Indonesia selalu di bungkam, oleh sebab itu saya berpesan mahasiswa harus bengkit dan berjuang melalui seminar, aksi dan berbagai gerakan lainya untuk demi tanah Papua.
Lanjutnya, mahasiswa Papua harus tetap solid untuk mengkampainyekan melalui Pamflet, Poster, Stiker dan Balio terkait pelanggaran HAM besar yang terjadi dari sejak 1961 hingga detik ini, supaya mata dunia internasional melihat secara keseluruhan bahawa Papua barat sedang terjadi seperti ini. Pintanya
Jadi, Hal- hal seperti ini mahasiswa harus di tingkatkan, karena Presiden Jokowi-JK tidak mampu menyelessaikan persoalan Papua seutuhnya. Rakayat Papua berjuang diatas kebenaran , bawah Papua sudah merdeka sejak 1961, rakyat Papua berjuang bukan rabah-rabah. tutupnya
(Yunus E Gobai/KM)
Natal, Seminar dan Musyawarah Besar IX IKB-PMPJ Berlangsung di Aula UNB Bogor
By Kabar Mapegaa 7:40:00 PM Berita Tanah Papua , SEMINAR. ORMAS
 |
| Usai wawancara bersama Badan pengurus Pusata katan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jaya wijaya,Lany Jaya,Yalimo, Mamberamo Tengah dan Nduga (IKB-PMPJ) Se-Jawa dan Bali (25/16) |
Bogor, (KM)— Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jaya wijaya,Lany Jaya,Yalimo, Mamberamo Tengah dan Nduga (IKB-PMPJ) Se-Jawa dan Bali menggelar Natal, Seminar, dan Musyawarah Besar ke IX Senin 25 hingga 27 Januari 2016 di Aula Universitas Nusa Bangsa (UNB) di Bogor Jawa Barat
Ketua Panitia Yustinus Iklay kepada www.kabarmapegaa.com menuturkan, kami mengadakan kegiatan ini untuk memperkut tali persaudaran antara kita khusus dari mahasiswa Jayawijaya tetap solid untuk menjaga kekompakan, kebersamaan dan kekeluargan kita, mulai dari Tanah rantauan dari situ kami melihat situasi sosial kemasyarakatan Papua seutuhnya.
Lanjutnya, kami bersyukur karena dalam kepanitian ini banyak mengalami kenda tetapi karena rencana dari Tuhan akhirny kegiatan ami sudah berjalan lancar. Dan kami tak lupa berterima kasih juga kepada piahk- pihak yang membantu kami baik itu iuran tangan, tenaga dan finansial untuk menyukseskan kegiatan ini. tambahnya
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Pusat, Markus Metamo menjelaskan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang kami selalu di laksanakan setiap Tahun, namun karena beberapa Tahun ini kami sempat mengalami kendala- kendala yang kami alami dalam ini adalah kita mahasiswa itu sendiri dan pemerintah di bagian dana akhirnya kegiatan kami molor.
Dijelaskan, pada tahun 2014 kami melaksankan kegiatan natal dan seminar di Bandung setelah itu kota studi Jakarta menerima tanggung jawab akhirnya kami melaksanaan saat ini. Dan kami apresiasi kepada teman- teman Jakarta bahwa sudah sangat baik mengerjakan dari awal pembentukan panitia hingga puncak kegiatan namun kami memberikan apresiasi.
Lanjutnya, melalui kegiatan ini kesatuan persatuan dan rasa kekeluargaan dalam ikatan kami, karena dalam ikatan ini bukan hanya mahasiswa saja tetapi, keluarga besar jadi ada orang-orang yang mentap disini adalah keluarga-keluarga itu yang biasa aktif dalam organisasi.
Kata dia, sasaran yang kami dicapai adalah melalui kegiatan ini mahasiswa dapat mengakomodasi seluruh pemikiran terkait dengan permasalahan kabupaten lokal Papua untuk disamnpaikan kepada pihak terkait dalam bentuk pokok-pokok pikiran ataupun rekomendasi yang akan menghasilkan dalam kegiatan ini sebagai bahan kontribusi pemikiran dari mahasiswa. pintahnya
Harapnya, apa yang sudah tercipta duluh bisa dibangkitkan kembali melalui kegiatan ini dan kami bisa berjalan bersama-sama sehingga apa yang nanti menimbah ilmu disini kembali ke Papua untuk membangun daerah kita sendiri. Tutupnya
(Yunus E Goabai/KM)
Pemilihan Panitia Natal Seminar Dan Tahun Baru IPMANAPADODE Berlangsung Di Asrama Wisel Merent Jakarta.
By Kabar Mapegaa 8:58:00 PM BERITA , RELIGION , SEMINAR. ORMAS
 |
| Usai pembentukan Panitia Natal seminar dan Tahun Baru IPMANAPANDODE Se Jawa dan Bali Ketua IPMANPANDODE Jadetabek Yulianus Topiyadi Degei memerikan uang awal kepada Panitia terpilih Vikcy Ronal Tebay./ Foto: Yunus E Gobai/KM |
Jakarta,
(KM)—Ikatan
Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Se
Jawa dan Bali dalam rangka pembentuka npanitia Perayaan Natal seminar dan Tahun baru 2016 berlangsung di Yamewa Wissel
Meren, Tebet, Jakarta selatan. Senin 04 Januari 2016 pukul 17.45 wib.
Panitia inti Natal Seminar
dan Tahun Baru terpilih Vicky Ronald Tebai (Ketua), Andareas Adii (Wakil ketua),
Yanuarius Mote (Sekertaris Umum), Pudidi Kegiye (Sekertaris I), Anton Tebai
(Bendahara Umum), Nikita Yeimo (Bendahara I).
Ketua Panitia Natal
seminar dan Tahun baru Vicky Ronald Tebai ketika,diwawancarai wartwan www.kabarmapegaa.com
(04/16) saat itu .
Dikatakan, saya berharap
seluruhanggota IPMANPANDODE Jakarta agar tetap membangun persatuan guna menyukseskan
tugas dan tanggung jawab kita yang sedang kita pikul dalam hal ini kegiatan perayaan
Natal seminar danTahun baru 2016/2017
ini
“Jadi, seluruh
anggota IPMANAPANDODE Jakarta merasa memiliki
dan bertanggung jawab atas kegiatan ini mulai dari awal sampai akhir kegiatan.”harapnya
Dalam tahapan pemilihan kepanitiaa
nada seksi yang paling utama seperti seksi usaha dana dan seksi humas ini yang di
pilih sekaligus dengan panitia inti sedangkan seksi yang lain akan dibicarakan selanjutnya.Tutupnya.(Yunus E Gobai/KM)
GempaR dan AMP Gelar Seminar “Mengupas Kebenaran New York Agreement 1962 Dalam Dekolonisasi terhadap Eksistensi Rakyat Papua”
By Kabar Mapegaa 4:44:00 PM ALL , POL-HUM-HAM , SEMINAR. ORMAS
 |
| Pdt. Dora Balubun (kiri), Rosa Moiwen (Tengah), dan Viktor Yeimo (kanan). Foto ; Saat Memberikan Seminar. (Foto : Alex Gobai/KM) |
Jayapura, (KM)---Mahasiswa dan Mahasiswi yang telah bergabung Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Papua (GempaR) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Se-kota Jayapura menggelar seminar yang berthemakan “Kebenaran New York Agreement 1962 Dalam Dekolonisasi terhadap Ekasistensi Rakyat Papua, Sabtu, (15/08) di AULA STT GKI I. S. Kijne, Abepura, Padang Bulan, Jayapura, Papua.
Kegitan itu dimulai pada pukul : 11. 00 WIT yang diikuti oleh mahasiswa/I Papua, Tokoh Gereja, Pemuda, Aktivis dan Organisasi Masyarakat (ORMAS) yang ada di kota Jayapura.
Dalam kegiatan itu, yang menjadi pembicara atau pembawa materi, Viktor Yeimo sebagai ketua umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Pdt. Dora Balubun, salah seoarang hamba Tuhan, juga sebagai pemerhati sekaligus vocal dalam menyuarakan masalah HAM di Papua, bersama seorang moderator, Rosa Moiwen.
Dalam materi yang disampaikan Viktor Yeimo, New York Agreement tahun 1962 adalah masalah-masalah yang begitu besar untuk Papua. dinilai dari sisi, Ekonomo, politik dan sosial-budaya. dimana, Masa itu, Amerika Serikat menjadi salah tombak besar untuk menjadikan Papua tanah kekayaan terbesar,”katanya.
“jadi, masalah New York Agreement itu membahas apakah Papua menjadi salah satu Negara tersendiri atau dimasukan pada Negara bagian yang sebagai imperialisme dan kolonialime sebagai kaum penjajah untuk rakyat Papua,”tambahnya.
Yeimo tambahkan dan menegaskan bahwa, kaum kolonialime sedang dan akan terus menjajah orang Papua dengan berbagai cara yang akan dilakukan. Maka, tegasnya, jadikan perjuangan kebenaran ini, dalam setiap organisasi yang ada, seperti GempaR, AMP dan organisasi lainya sebagai profesi yang sejati untuk melawan kaum kolonialisem,”tegasnya.
Sementara, Pdt. Dora Balubun dalam materinya yang disampaikan menilai dari sisi Agama yang menjadi pemerhati terhadap kasus HAM di Papua.
Kata dia, masalah sejarah tidak akan perna habis dan akan terus bekerlanjutan. Untuk menyatuhkan rakyat Papua, ia meminta, hilangkan perbedaan, ko dari pantai dan dari gunung,”mintanya.
“kita satu, yang memunyai satu tujuan, untuk memperjuangkan kebebasan untuk Papua,”harapnya.
Pdt. Dora mengatakan, kasus-kasus yang terjadi di papua di tahun 2015, cukup sadis. Korban yang begitu banyak berjatuhan. Hal ini, kata dia, bila dilihat dari agama, sudah tidak menghargai hidup manusia di mata Tuhan,”jelasnya.
Ia meminta, untuk melawan kekuatan kolonialisme, kita harus bersatu dan melawan,”minta.(Alexander Gobai/KM)
Ini 6 Pernyataan Sikap Kegiatan Seminar “Mengupas Kebenaran New York Agreement 1962 Dalam Dekolonisasi Terhadap Eksistensi Rakyat Papua”
By Kabar Mapegaa 5:31:00 AM BERITA , PELANGGARAN HAM , Pernyataan Sikap , POL-HUM-HAM , SEMINAR. ORMAS , TERKINI
 |
| GempaR dan AMP. Desing KM |
Jayapura,
(KM)—Ini
ada 6 (enam) pernyataan sikap dalam Kegiatan Seminar yang berthemakan “Mengupas
Kebenaran New York Agreement 1962 Dalam Dekolonisasi terhadap Eksistensi Rakyat
Papua” yang digelar dari Gerakan Mahasiswa Papua dan Rakyat (GempaR) dan
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Se-Jayapura, Papua, Sabtu, (15/08) beberapa hari
mendatang.
ini
ke-6pernyataan sikap yang diterima awak media ini dalam keterangan press release, Kamis, (13/08) di Aula Museum
Uncen, Jayapura, Papua :
1.
Negara Indonesian segera menyatakan sikap
hentikan setiap praktek imperialisme yang ada diatas tanah Papua, baik
perusahaan asing dan swasta yang datang hanya untuk merusak dan merampok alam
tanah Papua serta merusak adat istiadat orang asli Papua hingga menyebabkan
tingginya pelanggaran HAM di atas Tanah Papua. Seperti Miffe, Freeport, LNG
Tangguh, dan perusahaan besar lainnya.
2.
Pemerintah Indonesia segera mencabut dan
menarik segala kebijakan di Atas Tanah Papua, seperti OTSUS Papua 2001, UP4B,
PNPM Mandiri, dan segala prospek kebijakan lainnya karena semuanya adalah
praktek-praktek bentuk pelanggaran HAM
structural dan sistematis yang sedang dioperasikan kepada rakyat Papua atau
bentuk neo-kolonialisme Indonesia di Atas Tanah Papua untuk memusnahkan rakyat
Papua.
3.
Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua bersatu
didalam United Liberation Movement for West Papua(ULMWP) dan akhiri penindasan
tawaran kolonial di Atas Tanah Papua.
4.
United Liberation Movement for West
Papua(ULMWP) segera menggugat Indonesia, Amerika, dan Belanda di Mahkamah
Internasional terhadap New York Agreement yang mana perjanjian tersebut menjadi
bentuk penindasan, pembantaian, pembunuhan, sistematis berkepanjangan di Atas
Tanah Papua hingga sekarang.
5.
Segera buka ruang demokrasi di tanah Papua,
dan berikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokrastis bagi rakyat
Papua.
6.
Segera Tarik militer dari Tanah Papua, baik
organic dan non-organik yang selama ini mengancam eksistensi rakyat Papua.
Baca berita yang sama (klik) : http://www.kabarmapegaa.com/2015/08/gempar-dan-amp-akan-gelar-mengupas.html
(Alexander Gobai/KM)
GempaR dan AMP Akan Gelar Seminar “Mengupas Kebenaran New York Agreement 1962 Dalam Dekolonisasi terhadap Eksistensi Rakyat Papua”
By Kabar Mapegaa 5:18:00 AM BERITA , PELANGGARAN HAM , POL-HUM-HAM , SEMINAR. ORMAS
 |
| Foto Bersama Aktivis GempaR dan AMP Usai Membberikan Keterangan di Uncen Bahwa/Jubi |
Jayapura,
(KM)---Mahasiswa
dan Mahasiswi Papua yang telah bergabung di dalam Gerakan Mahasiswa Papua dan
Rakyat (GemparR) dan Aliansi Mahasiswa Papua Se-Jayapura akan menggelar seminar
sehari yang berhemakan “Mengupas Kebenaran New York Agreement 1962 Dalam
Dekolonisasi terhadap Eksistensi Rakyat Papua”.
Kegiatan
Seminar akan berlangsung pada Sabtu, (15/08) Pukul: 08.00–16.00 WIT AULA STT GKI I. S. Kijne, Abepura, Padang
Bulan, Jayapura, Papua beberapa hari kedepan.
Kegiatan
seminar sehari itu, yang menjadi pembicara/pemateri :1.) Pdt. Dora Balubun,2.)
Polda Papua(Paulus Waterpau), 3.) Ibu Bernardeta Meteray (Akademisi), 4.) Tokoh
Gereja; Pdt. Socratez Sofyan Yoman dan Ibu Dora Balubun S.Th dan 5.) Aktivis
Papua Merdeka: Victor Yeimo dan Sem Awom
sekaligus yang menjadi moderator Rosa Moiwen.
Keterangan
Press Release yang diterima awak
media www.kabarmapegaa.com, Kamis, (13/08)
tadi siang di Aula Museum Uncen bawah, Jayapura, Papua ialah Perebutan
wilayah Papua antara Belanda dan Indonesia pada dekade 1960an membawa kedua
negara ini dalam perundingan yang kemudian dikenal dengan “New York Agreement/Perjanjian
New York.” Perjanjian ini terdiri dari 29 Pasal yang mengatur 3 macam hal.
Diantaranya Pasal 14-21 mengatur tentang “Penentuan Nasib Sendiri
(Self-Determination) yang didasarkan pada praktek Internasional. Yaitu: Satu
Orang Satu Suara (One Man One Vote).” Dan pasal 12
dan 13 yang mengatur transfer Administrasi dari PBB kepada Indonesia, yang
kemudian dilakukan pada 1 Mei 1963 oleh Indonesia dikatakan ‘Hari Integrasi’
atau kembalinya Papua Barat kedalam pangkuan NKRI.
Kemudian,
pada 30 September 1962 dikeluarkan “Roma Agreement/Perjanjian Roma” yang
intinya Indonesia mendorong pembangunan dan mempersiapkan pelaksanaan Act of
Free Choice (Tindakan Pilih Bebas) di Papua pada tahun 1969. Namun, dalam
prakteknya, Indonesia memobilisasi Militer secara besar-besaran ke Papua untuk
meredam gerakan Pro-Merdeka rakyat Papua. Operasi Khusus (OPSUS) yang diketuai
Ali Murtopo dilakukannya untuk memenangkan PEPERA diikuti operasi militer
lainnya yaitu Operasi Sadar, Operasi Bhratayudha, Operasi Wibawa dan Operasi
Pamungkas. Akibat dari operasi-operasi ini terjadi pelanggaran HAM yang luar
biasa besar, yakni penangkapan, penahanan, pembunuhan, manipulasi hak politik
rakyat Papua, pelecehan seksual dan pelecehan kebudayaan dalam kurun waktu 6
tahun.
Lebih ironis
lagi, tanggal 7 April 1967 Kontrak Karya Pertama Freeport McMoran, perusahaan
tambang milik Negara Imperialis Amerika dengan pemerintahan rezim fasis
Soeharto dilakukan. Yang mana klaim atas wilayah Papua sudah dilakukan oleh
Indonesia jauh 2 tahun sebelum PEPERA dilakukan. Sehingga sudah dapat
dipastikan, bagaimanapun caranya dan apapun alasannya Papua harus masuk dalam
kekuasaan Indonesia.
Sejak peristiwa
perjanjian New York Agreement, wilayah Papua dicaplok dengan seenaknya oleh
setiap kaum imperalis yang datang dengan tujuan untuk merampas semua kekayaan
sumber daya alam Papua. Rakyat Bangsa Papua diperlakukan tanpa memperhatikan
nasib dan keberlangsungan hidup diatas tanah leluhurnya sendiri. Mulai dari
hutan, laut dan gunung yang penuh dengan kekayaan alam dirampok paksa dan jika
ada perlawanan dari setiap anak negeri, akan dihadang dengan berbagai alat yang
siap memusnahkan. PT. Freeport Indonesia - TIMIKA, MIGAS - Sorong, Miffee –
Merauke, LNG – Bintuni, dan semua investasi asing dan swasta yang berkuasa
hingga sekarang adalah buktinya. Berbagai data dan fakta dari setiap pegiat
HAM, LSM, dan berbagai peneliti tentang dampak imperialism di tanah Papua
menunujukkan kekuatiran yang mendalam terhadap nasib rakyat Pribumi. Rakyat
Papua yang dibunuh, dibantai, dan diperkosa akibat semua perlakuan
ketidakmanusiaan, dan juga alam Papua yang digarap demi kepuasan penguasa dan
imperialism di atas Tanah Papua. Serta semua kebijkan-kerbijakan pemerintah
yang hari ini tidak sesuai dengan keinginan hati narani rakyat Papua, yakni
Otonomi Khusus 2001, Unit Percepatan Pembangunan bagi Papua dan Papua
Barat(UP4B), PNPM Mandiri, dan segala prospek kebijakan diatas tanah Papua
adalah bentuk pelanggaran HAM structural dan sistematis yang sedang
dioperasikan kepada rakyat Papua atau bentuk neo-kolonialisme Indonesia di atas
Tanah Papua.
Berangkat dari pikiran diatas, maka kami generasi
Penerus bangsa Papua yang merupakan korban perakusan imperialisme dan
kolonialisme di atas Tanah kami Papua sehingga kami Mahasiswa Pemuda yang
tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua(GempaR) dan Aliansi
Mahasiswa Papua(AMP), meyakini perlu untuk dilaksanakannya sebuah kajian ilmiah
terhadap persitiwa penting bersejarah ini, yakni New York Agreement 15 Agustus
1962, maka selanjutnya dibuat dalam bentuk seminar sehari, dengan tema “Mengupas Kebenaran New York Agreement 1962
dan dampak Kolonisasi terhadap eksistensi Rakyat Papua Barat”. (Alexander
Gobai/KM)
Seruan, Seminar Sehari GempaR dan AMP “Mengupas Kebenaran New York Agreement”
By Kabar Mapegaa 12:26:00 PM SEMINAR. ORMAS , SERUAN
 |
| Seruan Seminar Sehari: Ilst |
Kemudian, pada 30 September 1962 dikeluarkan “Roma
Agreement/Perjanjian Roma” yang intinya Indonesia mendorong pembangunan dan
mempersiapkan pelaksanaan Act of Free Choice (Tindakan Pilih Bebas) di Papua
pada tahun 1969. Namun, dalam prakteknya, Indonesia memobilisasi Militer secara
besar-besaran ke Papua untuk meredam gerakan Pro-Merdeka rakyat Papua. Operasi
Khusus (OPSUS) yang diketuai Ali Murtopo dilakuakan untuk memenangkan PEPERA
diikuti operasi militer lainnya yaitu Operasi Sadar, Operasi Bhratayudha,
Operasi Wibawa dan Operasi Pamungkas. Akibat dari operasi-operasi ini terjadi
pelanggaran HAM yang luar biasa besar, yakni penangkapan, penahanan,
pembunuhan, manipulasi hak politik rakyat Papua, pelecehan seksual dan
pelecehan kebudayaan dalam kurun waktu 6 tahun.
Lebih ironis lagi, tanggal 7 April 1967 Kontrak
Karya Pertama Freeport McMoran, perusahaan tambang milik Negara Imperialis
Amerika dengan pemerintahan rezim fasis Soeharto dilakukan. Yang mana klaim
atas wilayah Papua sudah dilakukan oleh Indonesia jauh 2 tahun sebelum PEPERA
dilakukan. Sehingga sudah dapat dipastikan, bagaimanapun caranya dan apapun alasannya
Papua harus masuk dalam kekuasaan Indonesia.
Kami sebagai generasi di dekade 2000an di era
kolaborasi kondisi Politik sama-sama melihat, ada apa di 53 Tahun yang lalu?
Sehingga, kami mengalami situasi darurat di Tanah Air kami, Tanah Papua.
Untuk itu, akan dilakukannya “SEMINAR SEHARI”
dengan pemateri “Pro dan Kontra” terhadap New York Agreement (15 Agustus 1962),
Seperti; Pdt. Socrates Sofyan Yoman, Polda Papua (P. Waterpau), dan Dr.
Bernarda Meteray. Dipandu oleh Sodari Rosa Moiwen sebagai moderator.
Dalam rangka peringati 53 tahun Perjanjian New
York, kami mengajak kawan-kawan mahasiswa dan Masyarakat pada umumnya di
Wilayah Adat Mamta, Jayapura, untuk hadir dalam Seminar Sehari seperti yang
dimaksud pada;
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2015
Waktu : Jam 09:00 – 12:00 Waktu Papua
Tempat : Auditorium Kampus STT Isak Samuel Kijne,
Jl. Sosiri, Abe-Jayapura.
Tema : “Mengupas Kebenaran New York Agreement, 15
Agustus 1962 Dan Dampak Kolonisasi Bagi Rakyat Papua."
Demikian undangan seminar ini kami buat, atas
perhatian, partisipasi dan keterlibatan, kami ucapkan jabat erat selalu. Salam
Kebenaran!
Sumber: Panitia Seninar Sehari
.jpg)
